Pages

Senin, 11 Oktober 2010

ELEKTRONIKA

1. SAKLAR
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.

Gambar :


2. Mikroprosesor
Sebuah mikroprosesor (sering dituliskan: µP atau uP) adalah sebuah central processing unit (CPU) elektronik komputer yang terbuat dari transistor mini dan sirkuit lainnya di atas sebuah sirkuit terintegrasi semikonduktor.

Sebelum berkembangnya mikroprosesor, CPU elektronik terbuat dari sirkuit terintegrasi TTL terpisah; sebelumnya, transistor individual; sebelumnya lagi, dari tabung vakum. Bahkan telah ada desain untuk mesin komputer sederhana atas dasar bagian mekanik seperti gear, shaft, lever, Tinkertoy, dll.

Evolusi dari mikroprosesor telah diketahui mengikuti Hukum Moore yang merupakan peningkatan performa dari tahun ke tahun. Teori ini merumuskan bahwa daya penghitungan akan berlipat ganda setiap 18 bulan, sebuah proses yang benar terjadi sejak awal 1970-an; sebuah kejutan bagi orang-orang yang berhubungan. Dari awal sebagai driver dalam kalkulator, perkembangan kekuatan telah menuju ke dominasi mikroprosesor di berbagai jenis komputer; setiap sistem dari mainframe terbesar sampai ke komputer pegang terkecil sekarang menggunakan mikroprosesor sebagai pusatnya.

Gambar :

3. Kumparan
Kumparan merupakan ukuan bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrument. Fek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya nol. Dengan demikian penyimpangan kumparan merupakan ukuan bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yabg telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrumen.

Gambar :






 4. resistor


Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya baru akan menjelaskannya.

Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor
Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.
Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA. Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena saya bukan ahli sejarah he he he . Ok, jadi bila nanti anda melihat rangkaian elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu adalah sebuah resistor dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.
Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R ". Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )








Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta nilainya, coba perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ).

KODE WARNA
APPLET WARNA
NILAI
TOLERANSI
Hitam

0
-----
Coklat

1
-----
Merah

2
-----
Orange

3
-----
Kuning

4
-----
Hijau

5
-----
Biru

6
-----
Ungu

7
-----
Abu-abu

8
-----
Putih

9
-----
Emas

0,1
10 %
Perak

0,01
1 %
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut : Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas, kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss, padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha.. selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan baku resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat PR . he he he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini : Didalam sebuah rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum dari resistor tersebut ?.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dua cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan.


Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu bagaimana menghitungnya ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial anda tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 + R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus tentang matematika di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000 Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara Paralel maka didapat hasil :
       1 / R = 1 / R1 + 1 / R2
       1 / R = (1/1000) + (1/2000)
       1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000)
       1 / R = (3000) / (2000000)
       1 / R = 3 / 2000
          3R = 2000
           R = 2000 / 3
           R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.
silahkan buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam matematika.




Pengukuran Kuat Arus Pada Input AC


*     Kriteria Kerja

1.   Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
      input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
      wave rectifier, resistor, dll.
2.   Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
      seperti gambar di atas.
3.   Putus pada bagian input AC
4.   Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5.   Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6.   Aktifkan activate Simulation
7.   Program akan memulai untuk menghitung.
8.   Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9.   Simpan menggunakan icon file lalu save as




2.1.2 Pengukuran Kuat Arus Pada Trafo


*     Kriteria Kerja
1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian filter
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as

2.1.3 Pengukuran Kuat Arus Pada Rectifier






*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian rectifier
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as


2.1.4 Pengukuran Kuat Arus Pada Filter




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian filter
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.



2.1.5 Pengukuran Kuat Arus Pada Regulator




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian regulator
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.


2.1.6 Pengukuran Kuat Arus Pada Output DC




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian output DC
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as



2.2 Pengukuran Tegangan

2.2.1 Pengukuran Tegangan Pada Input AC



*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian input AC
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as


2.2.2 Pengukuran Tegangan Pada Trafo




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian tegangan
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as



2.2.3 Pengukuran Tegangan Pada Rectifier



                                                                                                
*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian rectifier
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as




2.2.4 Pengukuran Tagangan Pada Filter



           
*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian filter
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.




2.2.5 Pengukuran Tegangan Pada Regulator




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian regulator
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.




2.2.6 Pengukuran Tegangan Pada Output DC



                                                                                                       

*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian output DC
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.




2.3 Pengukuran Menggunakan Oscilloscope

2.3.1 Pengukuran Menggunakan Oscilloscope pada Input AC




*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur menggunakan oscilloscope pada  input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full - wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
    seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian output DC
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.



2.3.2 Pengukuran Menggunakan Oscilloscope pada Trafo




*      Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian filter
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.





2.3.3 Pengukuran Menggunakan Oscilloscope Pada Rectifier





*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian rectifier
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.






2.3.4 Pengukuran menggunakan Oscilloscope Pada Filter





*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian filter
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.




2.3.5  Pengukuran Menggunakan Oscilloscope Pada Regulator



*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian regulator
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save a





2.3.6  Pengukuran Menggunakan Oscilloscope Pada Output DC





*     Kriteria Kerja

1. Keluarkan komponen - komponen yang dibutuhkan untuk mengukur kuat arus
     input AC seperti : AC current source, ground, dioda zener dan dioda full -
     wave rectifier, resistor, dll.
2. Sambungkan komponen – komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian
     seperti gambar di atas.
3. Putus pada bagian output DC
4. Ambil alat pengukur yaitu AVO – Meter digital
5. Hubungkan ke komponen ( seperti gambar di atas)
6. Aktifkan activate Simulation
7. Program akan memulai untuk menghitung.
8. Tunggu beberapa saat hingga angkanya muncul
9. Simpan menggunakan icon file lalu save as.







0 komentar:

Posting Komentar